Kendaraan Tempur Dan Halftrack NAZI




Foto ini diambil tanggal 8 April 1941 saat berlangsungnya kampanye pasukan Jerman di Balkan dan memperlihatkan ranpur Sd Kfz.251 Wehrmacht dari 11. Panzer-Division / XIV Armeekorps (motorisiert) / 12.Armee sedang bergerak maju melintasi konvoy tank-tank dari jenis Panzerkampfwagen II serta sebuah truk Yugoslavia yang terbakar di kota Niš di Serbia. Setelah menduduki kota ini, 11. Panzer-Division (dibawah pimpinan Generalleutnant Ludwig Crüwell) bergerak menuju Beograd dan Sarajevo


Sebuah kompi Panzergrenadier dalam gerak maju di Rusia. Berdasarkan zoom dari bemper truk Opel Blitz di tengah, diketahui bahwa unitnya adalah Panzergrenadier-Division Großdeutschland, sementara kendaraan-kendaraan yang berhasil teridentifikasi adalah Sd.Kfz.11, Sd.Kfz.10, Steyr 1500, serta tank-tank Panzer III dan IV di latar belakang. Panzergrenadier (disingkat PzGren atau Pzg) adalah sebutan Jerman untuk unit infanteri mekanis atau bermotor, yaitu prajurit infanteri yang rantang-runtung tidak dengan jalan kaki melainkan nebeng ke kendaraan-kendaraan khusus yang dibuat special pake telor kacingcalang untuk perannya. Nama "Panzergrenadier" masih bertahan sampai saat ini, dan digunakan di negara-negara yang berbahasa Jerman seperti Jerman (ya iya lah!), Austria dan Swiss

Sd.Kfz.7 (Sonderkraftfahrzeug 7) mittlerer Zugkraftwagen 8t


Sebuah SdKfz 7/1 yang ditinggalkan oleh awaknya di Fischhausen (sekarang berganti nama menjadi Primorsk di Kaliningrad Oblast, Rusia), bulan Maret 1945, selama berlangsungnya Ofensif Prusia Timur, 13 Januari s/d 25 April 1945. Halftrack ini dilengkapi dengan sebuah sistem senjata anti pesawat udara lipat empat Flakvierling 38 20mm (nama resmi Jermannya: 2cm Flakvierling 38 auf Selbstfahrlafette Sd.Kfz.7/1). Menarik untuk diperhatikan bahwa lempengan baja pelindung tambahan di depan dan di framework mesin Flakvierling-nya sama-sama mempunyai warna Panzergrau (abu-abu tua)

AEC Dorchester "Mammut"



Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Oberstleutnant Irnfried Freiherr von Wechmar (Kommandeur Aufklärungs-Abteilung 3 (motorisiert) / 5.leichte-Division / Deutsches Afrikakorps) yang diserahkan langsung oleh Generalleutnant Erwin Rommel (Kommandierender General Deutsches Afrikakorps) pada tanggal 13 April 1941. Di belakang terparkir sebuah ranpur komando AEC Dorchester yang merupakan salah satu dari tiga kendaraan sejenis hasil rampasan dari Inggris yang biasa digunakan oleh Rommel sebagai kendaraan komando utamanya saat mengunjungi berbagai front di Afrika. Pasukan Jerman menyebut kendaraan jenis ini sebagai "Mammut", sementara yang biasa dipakai Rommel dinamakan sebagai "Max"

Leichter Panzerspähwagen Sd.Kfz.221 (Sonderkraftfahrzeug 221)


Seorang anggota Aufklärungs-Abteilung (Detasemen pelopor) dari unit panzer yang tidak diketahui sedang berpose di depan ranpur Leichter Panzerspähwagen Sd.Kfz.221 di sebuah kota di Jerman. Foto ini diambil di masa pra-perang dan memperlihatkan si prajurit mengenakan seragam panzer hitam model awal serta schutzmütze (baret panzer)


SS-Oberscharführer Carl-Heinz Frühauf berpose di depan sebuah ranpur Sd.Kfz.221 (Leichter Panzerspahwagen). Kendaraan lapis baja ringan ini biasa dipakai oleh pasukan pelopor (Aufklärung) untuk mengintai posisi musuh dan kondisi medan sebelum pasukan utama datang. Dalam operasi penyerbuan ke Polandia (1939) dan Prancis (1940) Frühauf memang menjadi anggota pasukan pelopor dari SS-Infanterie-Regiment "Germania" yang kemudian dimasukkan menjadi bagian dari SS-Division Verfügungstruppe (cikal bakal Divisi SS "Das Reich"). Frühauf sendiri nantinya meraih Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes sebagai SS-Hauptsturmführer der Reserve dan Führer II.Bataillon / SS-Freiwilligen-Panzergrenadier-Regiment 49 "De Ruyter" / 4.SS-Freiwilligen-Panzergrenadier-Brigade "Nederland" / III.(Germanische) SS-Panzerkorps / Armee-Abteilung Narwa / Heeresgruppe Nord

Sd.Kfz.10 (Sonderkraftfahrzeug 10)


Pasukan infanteri Jerman yang sedang bergerak maju menuju Rusia (Operasi Barbarossa) mendapat tumpangan dadakan dengan nebeng di atas panel samping sebuah Sd.Kfz.10/4 bersenjatakan FlaK 2cm 30/38 yang telah dilipat ke dalam. Bagi Wehrmacht, motorisasi unit-unit perang bukan hanya masalah melengkapi infanteri dengan truk supaya mereka bisa bergerak lebih cepat, tapi juga memanfaatkan mobilitas, fleksibilitas dan konsentrasi tinggi kekuatan senjata untuk mencapai hasil yang menentukan. Resimen-resimen infanteri bermotor merupakan bagian integral dari gabungan rumit dan sangat terlatih berbagai cabang Wehrmacht yang berbeda. Kerjasama yang saling menentukan inilah yang menjadi penyokong utama suksesnya Blitzkrieg dalam hal taktis dan operasional


Einsatzbereit (siap beraksi)! Sebuah halftrack Sd.Kfz.10/4 1-ton yang dipersenjatai dengan Flak 30 20mm dalam posisi siaga, siap untuk menembaki pesawat Soviet yang berkeliaran di sekitar Volga. Senjata anti pesawat udara ini nantinya digantikan oleh Flak 38 hasil pengembangan, meskipun yang lama masih tetap digunakan sampai dengan akhir perang. Untuk pelurunya digunakan magasin yang berisi 20 butir. Selain untuk pertahanan udara, senjata ini juga efektif digunakan untuk melawan kendaraan lapis baja ringan atau ranpur, pertahanan lapangan, bangunan berbenteng serta prajurit infanteri

Sd.Kfz.251 "Hanomag", Half'-Track Andalan Infanteri Jerman


Oleh : Waffen Armee
Sejarah
Pada Perang Dunia ke 2, militer Jerman menerapkan konsep perang Blitzkrieg yang sukses membuat Jerman menguasai Eropa. Dengan kombinasi dari konsentrasi kekuatan divisi tank, infanteri mekanis dan dukungan kekuatan udara, Jerman dengan cepat mengalahkan Polandia, Belanda, Belgia, Prancis dan negara-negara lainnya melalui taktik dan strateginya. Salah satu kendaraan yang menjadi icon tentara mekanis Jerman adalah half track Sd.Kfz.251 (Sonderkraftfahrzeug 251) yang juga sering dikenal sebagai "Hanomag". Kendaraan ini difungsikan oleh Jerman sebagai pengusung para panzergrenadiers yang merupakan infanteri mekanis Jerman agar dapat mengikuti mobilitas divisi tanknya.

Tank dan pesawat adalah peralatan militer yang mobil, dengan cepat dapat berpindah dari satu tempat ke tempat, akan tetapi infanteri bukanlah mesin yang dapat dipacu mengikuti pergerakan tank terus menerus. Selain membawa senjata dan perlengkapan masing-masing yang berbobot belasan kilogram, mereka seringkali harus melewati medan-medan berat di alam yang tentunya menguras tenaga. Menggunakan kendaraan pengangkut biasa di garis depan tentu memiliki resiko, selain tak dilengkapi armor, kendaraan yang rata-rata berpenggerak roda ini akan kesulitan melintasi medan berat yang biasa dilalui tank. 

Karena itu militer Jerman memutuskan melengkapi infanteri mekanisnya dengan kendaraan angkut pasukan yang tak hanya dapat mengikuti mobilitas divisi lapis baja tetapi juga memiliki armor untuk melindungi infanefri yang dibawanya. Kendaraan ini akan mengikuti divisi lapis baja dan segera menurunkan infanterinya begitu terjadi kontak dengan lawan. Dengan demikian baik tenaga maupun kondisi infanterinya masih tetap terjaga hingga pertempuran terjadi.

Pabrikan Hanomag di Jerman menanggapi kebutuhan militer Jerman dengan membuat Sd.Kfz.251. Salah satu kendaraan yang terkenal saat Perang Dunia ke 2. Kendaraan ini seolah selalu tampil dimanapun tentara Jerman berada. Dengan fungsi dasar sebagai pengangkut pasukan, yang dikemudian hari Sd.Kfz.251 dapat juga menjalankan berbagai fungsi kendaraan militer lainnya. Diproduksi hingga 15.252 unit dari berbagai varian.
Sd.Kfz.251 didesain dan dibuat oleh pabrikan Hanomag Jerman untuk memenuhi kebutuhan akan kendaraan lapis baja pengangkut infanteri mekanis yang dapat melindungi infanteri dari tembakan peluru kaliber kecil ataupun pecahan artileri. Sd.Kfz.251 dilapisi armor dengan ketebalan bervariasi antara 6mm - 14,5mm, armor ini berbentuk plat-plat baja yang disusun menggunakan rivet di sekujur tubuhnya dengan penempatan sudut miring untuk menaikkan tingkat proteksi. Hanya saja Hanomag tidak melengkapi Sd.Kfz.251 dengan atap, sehingga masih rawan terhadap lemparan granat dari lawan ataupun serangan pesawat terbang. Untuk perlindungan dari serangan infanteri lawan dan fungsi memberi bantuan tembakan, Sd.Kfz.251 dilengkapi sepucuk senapan mesin MG34 atau MG42 dengan kaliber peluru 7,92mm. Pada penerapan di lapangan, seringkali sepucuk senapan mesin ditambahkan di bagian belakang yang dapat digunakan untuk menghalau pesawat lawan.

Sd.Kfz.251 menggunakan sistem half-track yang merupakan perpaduan roda ban depan yang difungsikan sebagai kemudi dan sistem rantai sebagai penggerak. Dengan menggunakan konsep ini, Sd.Kfz.251 dapat melintasi medan alam layaknya tank dan dikemudikan layaknya kendaraan beroda. Konsep ini terbukti lebih unggul daripada kendaraan beroda biasa pada jamannya.

Produksi Sd.Kfz.251 dimulai dari model A yang diproduksi tahun 1939 dan model B yang diproduksi tahun 1940. Keduanya memiliki ciri khas pada armor pelindung mesin depan yang berbentuk trapesium dan memiliki hatch untuk pendingin mesin. Model B kemudian menghilangkan vision slit di kompartemen infanteri. Model C yang diproduksi pertengahan tahun 1940 menggunakan bentuk armor pelindung mesin yang lebih simpel dibanding model A dan B. Model C diproduksi lebih banyak dari model sebelumnya, walaupun model C masih dianggap terlalu rumit untuk di produksi akan tetapi produksinya berlangsung hingga awal tahun 1943. Pada awal 1943 Hanomag kembali mendesain model baru, yakni model D yang menggunakan desain lebih simpel dan mengurangi jumlah plat-plat armor kecil. Perbedaan paling menyolok yang terlihat dari model A, B dan C terhadap model D adalah bentuk plat baja samping dan belakang, juga desain pintu belakang.

Bagian track penggerak Sd.Kfz.251 menggunakan slack track yang tidak memerlukan return rollers, masing-masing track dilengkapi bantalan karet. Sementara sistemnya menggunakan sistem overlapping dan interleaved wheels yang digunakan juga pada tank Panther, Tiger dan King Tiger. Sistem ini terbukti ampuh untuk membagi rata tekanan terhadap permukaan tanah, sehingga Sd.Kfz.251 di klaim memiliki kemampuan lintas medan lebih unggul dibanding half track buatan negara lain. 
Akan tetapi kelemahan dari sistem ini adalah rumitnya penggantian (karena saling bertumpuk, sehingga terkadang bagian lain yang tidak rusak harus dilepas juga) dan lemah terhadap medan berlumpur atau bersalju, dimana lumpur atau salju masuk ke sela-sela roda dan mengering /membeku sehingga menyebabkan kemacetan roda.

Dalam penerapannya di lapangan Sd.Kfz.251 ternyata tak hanya berfungsi sebagai kendaraan pengusung infanteri panzergrenadiers. Setidaknya 23 varian dibuat dari basis standar pengusung infanteri, versi penyembur api, versi bersenjata meriam flak anti pesawat, versi bersenjata meriam anti tank dan lain-lain.
Variasi resmi yang tercatat :

Sd.Kfz. 251/1 - "Schützenpanzerwagen". Standard personnel carrier - versi dasar pembawa infantery
251/1 I - versi Schutzenpanzerwagen dengan tambahan komunikasi radio.
251/1 II - "Stuka zu Fuß"/Stuka zu fuss (Stuka berjalan). Versi peluncur roket Wurfkoerper kaliber 280mm / 320mm.
Sd.Kfz. 251/1 - "Falke". Versi pembawa peralatan deteksi infra merah, digunakan berpasangan dengan Sd.Kfz. 251/20 "Uhu".
Sd.Kfz. 251/2 - Schützenpanzerwagen Granatwerfer. Versi pengusung mortir GrW34 kaliber 81mm.
Sd.Kfz. 251/3 - "Funkpanzerwagen" / mittlere Kommandopanzerwagen. Versi komando dengan peralatan komunikasi radio. (Model C & Model D)
Sd.Kfz. 251/4 - Schützenpanzerwagen für Munition und Zubehör des leIG18. Versi penarik meriam PaK 38, PaK 40 dan leFH 18.
Sd.Kfz. 251/5 - Schützenpanzerwagen für Pionierzug. Versi kendaraan Assault Engineer.
Sd.Kfz. 251/6 - mittlere Funkpanzerwagen (Kommandopanzerwagen). Versi komando dengan kelengkapan peta, cipher dan mesin pengkode.
Sd.Kfz. 251/7 - Pionierpanzerwagen. Versi kendaraan Assault Engineer yang dilengkapi jembatan serang di sisi kanan kirinya.
Sd.Kfz. 251/8 - Krankenpanzerwagen. Versi ambulan yang dapat memuat 8 pasien dengan tempat duduk atau 4 pasien dengan tempat duduk dan 2 dengan berbaring.
Sd.Kfz. 251/9 - "Stummel" Schützenpanzerwagen (7.5 cm KwK37). Versi bersenjata meriam tekanan rendah L/24 75mm yang merupakan meriam tank StuG III.
Sd.Kfz. 251/10 - Schützenpanzerwagen (3.7 cm PaK). Versi bersenjata meriam anti tank PaK 36 kaliber 37mm, ditujukan untuk bantuan tembakan.
Sd.Kfz. 251/11 - Fernsprechpanzerwagen. Versi pembawa dan pemasang kabel telepon.
Sd.Kfz. 251/12 - Messtrupp und Gerätpanzerwagen. Versi pengintai untuk unit artileri.
Sd.Kfz. 251/13 - Schallaufnahmepanzerwagen. Versi perekam suara untuk unit artileri.
Sd.Kfz. 251/14 - Schallaufnahmepanzerwagen. Sama dengan Sd.Kfz.251/13.
Sd.Kfz. 251/15 - Lichtauswertepanzerwagen. Versi Flash spotting carrier untuk unit artileri.
Sd.Kfz. 251/16 - Flammpanzerwagen. Versi penyembur api yang dilengkapi dua peralatan penyembur api.
Sd.Kfz. 251/17 - Schützenpanzerwagen (2 cm). Versi pembawa senjata anti pesawat KwK38 kaliber 2cm.
Sd.Kfz. 251/18 - Beobachtungspanzerwagen. Versi observasi artileri, untuk melihat hasil tembakan artileri.
Sd.Kfz. 251/19 - Fernsprechbetriebspanzerwagen. Telephone exchange vehicle.
Sd.Kfz. 251/20 - Schützenpanzerwagen (Infrarotscheinwerfer). Versi pembawa lampu sorot infra merah berdiameter 60cm. Pertama kali digunakan tahun 1944 dan dijuluki "Uhu" atau Burung Hantu. Digunakan membantu tank Panther yang memiliki peralatan infra merah, karena lampu sorot infa merah milik Pather memiliki jangkauan terbatas.
Sd.Kfz. 251/21 - Schützenpanzerwagen (Drilling MG151s). Versi pembawa tiga buah senjata anti pesawat MG151 yang dirakit menjadi satu. Versi awalnya menggunakan kaliber 15mm lalu diganti dengan kaliber 20mm.
Sd.Kfz. 251/22 - 7.5 cm PaK40 L/46 auf Mittlerer Schützenpanzerwagen. Versi pemburu tank yang dilengkapi meriam anti tank PaK 40 kaliber 75mm.
Sd.Kfz. 251/23 - 2 cm Hängelafette 38 auf Mittlerer Schützenpanzerwagen. Versi pengintai yang dilengkapi kubah yang sama dengan kubah Sd.Kfz.234/1.

Spesifikasi
Tipe : Half-track armored personnel carrier
Negara asal : Jerman
Tahun Operasional : 1939-1945.
Operator : Nazi Jerman, Rumania, Hungaria
Periode : Perang Dunia II
Berat : 7.81 ton
Panjang : 5.80 m
Lebar : 2.10 m 
Tinggi : 1.75 m 
Awak : 2 + 10 
Lapis baja : 6-14.5 mm
Senjata utama : MG 34 / MG 42 (varian dasar)
Senjata sekunder : MG 34 / MG 42 (varian dasar)
Mesin : Maybach HL 42 6-cylinder petrol engine 100 PS (99 hp, 74 kW)
Power/weight : 12.8 hp/ton
Suspensi : Half track
Jarak tempuh maksimal : 300 km
Kecepatan : 52.5 km/jam

Catatan
-Sd.Kfz.251 sering dijuluki Hanomag oleh tentara Jerman maupun Sekutu. Hanomag sebenarnya adalah nama pabrik pembuatnya.

-Awalnya Sd.Kfz.251 model A-C dicat abu-abu gelap oleh pabrikan sebagai warna standar militer. Kemudian selanjutnya model C dan D dicat kuning tua. Pengaplikasian kamuflase biasanya oleh unit-unit lapangan dengan kamuflase masing-masing, sehingga banyak ragam kamuflase Sd.Kfz.251 yang bisa ditemui.

-Track Sd.Kfz.251 dibuat dari material yang berkualitas dan dilengkapi bantalan karet menjadikan track ini awet dan tahan lama, walaupun harus ditebus dengan biaya produksi yang mahal.

-Alasan Sd.Kfz.251 yang diberi persenjataan baik anti pesawat maupun anti tank selain karena Sd.Kfz.251 mampu dimodifikasi sesuai kebutuhan. Alasan lainnya adalah karena modifikasi pada Sd.Kfz.251 lebih murah dibandingkan memproduksi tank seperti Flakpanzer Wilberwind maupun Panzer IV, walaupun harus dibayar dengan kelemahan armor Sd.Kfz.251 yang tipis.

-Walaupun diproduksi massal, namun jumlah Sd.Kfz.251 yang ada tidak mencukupi untuk seluruh infanteri. Panzergrenadiers yang merupakan infanteri mekanis sering kali menumpang pada tank-tank yang ada, hal ini terjadi juga pada sekutu.

-Sering kali orang mengira Sd.Kfz.251 adalah versi sasis panjang dari Sd.Kfz.250, walaupun mirip tapi Sd.Kfz.251 dan Sd.Kfz.250 berbeda pabrikan dan desainernya. Sd.Kfz.250 dibuat dan didesain oleh pabrikan Demag, sementara Sd.Kfz.251 dibuat dan didesain oleh pabrikan Hanomag.

-Amerika juga memiliki halftrack, yakni M3 Halftrack. Dari segi jumlah M3 jauh lebih banyak dibanding Sd.Kfz.251. M3 beserta variannya diproduksi hingga 43.000 unit, jauh lebih banyak dari Sd.Kfz.251 yang diproduksi 15.252 unit. M3 diadopsi dari desain truk yang diubah menjadi Halftrack, selain itu M3 tidak memiliki armor seperti Sd.Kfz.251.

-Kedua roda depan Sd.Kfz.251 hanya berfungsi sebagai pengarah kendaraan dan tidak memiliki daya gerak dari mesin.

-Diluar itu Cekoslovakia juga memproduksi Sd.Kfz.251 yang dibuat di pabrikan Praga dan Tatra setelah Perang Dunia ke 2 selesai. yang kemudian diberi destinasi OT-810. Berbeda dengan Sd.Kfz.251, OT-810 dilengkapi armor atap dan memiliki mesin diesel berpendingin air. 2400 unit OT-810 telah diproduksi untuk militer Cekoslovakia hingga tahun 1980.

-Jika Jerman dan Amerika punya halftrack, Inggris lebih percaya pada Universal Carrier yang menggunakan full track. Soviet? Negara dengan jutaan tentara darat ini tak menggunakan half track untuk kebutuhan angkut infanterinya, hanya tersedia pilihan truk biasa atau menumpang di tank-tank yang ada. Banyak tank Soviet yang kanan kiri sasis dan turretnya dilas batangan besi yang berfungsi untuk pegangan para infanteri Soviet yang menumpang.

Sd.Kfz.250 (Sonderkraftfahrzeug 250) leichter Funkpanzerwagen

Sebuah halftrack Sd.Kfz.250/10 Leichter Schützenpanzerwagen (3.7cm) milik batalyon pengintai dari 6. Panzer-Division, Aufklärungs-Abteilung 57 (nantinya diupgrade menjadi Panzer-Aufklärungs-Abteilung 6 tanggal 1 April 1943). Simbol divisi dan nomor taktis bisa kita lihat terletak di atas permukaan kap mesin, di depan palka depan. Plat kendaraannya adalah WH 1260760


Generaloberst Erwin Rommel (kedua dari kanan, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (kanan, Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di atas ranpur pribadiSd.Kfz.250/3 leichter Schützenpanzer Funkpanzerwagen "GREIF" (Grifon/Serang) dalam kancah Pertempuran Gazala (26 Mei s/d 21 Juni 1942). Foto diambil di dekat wilayah Tobruk (Libya)



Generaloberst Erwin Rommel (memakai topi visor, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (memakai gogel, Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di atas ranpur pribadi Sd.Kfz.250/3 leichter Schützenpanzer Funkpanzerwagen WH-937036 "GREIF" (Grifon/Serang) dalam kancah Pertempuran Gazala (26 Mei s/d 21 Juni 1942). Foto diambil oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling di dekat wilayah Bir Hacheim (Libya) bulan Juni 1942

Awak sebuah Sd.Kfz.250/5 #402 milik peleton pelopor (Aufklärungszug) dengan plat nomor SS-800647 dari 4.Kompanie / SS Panzer-Aufklärungs Abteilung 11 / 11.SS Freiwilligen-Panzergrenadier-Division "Nordland" menyerahkan selembar kertas berisi informasi situasi pertempuran terkini kepada seorang pengantar pesan bermotor SS (SS-Kradschützen) yang duduk di atas sepeda motor dari jenis DKW NZ 350. Perhatikan simbol Sonnenrad (Roda Matahari) atau Ger-Rune di Sd.Kfz.250/5 yang digunakan oleh Divisi Nordland sebagai lambang unit mereka! Foto ini diambil bulan Juli 1944 saat Tentara Merah melakukan serbuan masif berulangkali terhadap garis Tannenberg di Narva. Divisi Nordland bertahan mati-matian menjaga garis pertahanan yang sangat vital ini bersama dengan 20. Waffen-Grenadier-Division der SS (Estonia), 5. SS-Freiwilligen-Sturmbrigade Wallonien (Wallonie), 6. SS-Freiwilligen-Sturmbrigade Langemarck (Flemish), 4. SS-Freiwilligen-Panzergrenadier-Brigade Nederland (Belanda) dan Kampfgruppe Strachwitz dari Panzergrenadier-Division Großdeutschland. Mereka pantang untuk mundur walaupun kekuatan musuh jauh berada di atas mereka. Begitu sengit dan brutalnya pertempuran yang terjadi sehingga gugurlah komandan Divisi Nordland SS-Gruppenführer Fritz von Scholz, dilanjutkan oleh komandan SS-Panzergrenadier-Regiment 23 Norge serta 24 Danmark! Meskipun begitu, pengorbanan mereka membawa hasil, dan dalam pergulatan yang berlangsung tiga hari tersebut (27-29 Juli 1944), pasukan Jerman berhasil menghancurleburkan tidak kurang dari 113 tank T-34 yang menyerbu garis pertahanan mereka! Tidak hanya itu, dari 136.830 tentara Soviet yang melakukan ofensif di Narva bulan Juli 1944, hanya beberapa ribu yang selamat, dan seantero resimen tank Soviet musnah! Tertahannya ofensif Soviet di hadapan pasukan gabungan Heer dan Waffen-SS memampukan lebih dari 25.000 warga Estonia dan 3.700 orang Swedia untuk meloloskan diri ke negara Swedia yang netral

Foto Sd.Kfz.8 (Sonderkraftfahrzeug 8)

Sebuah Sd.Kfz.8 milik DAK (Deutsche Afrikakorps) yang diduga merupakan pengiring sang panglima Generalfeldmarschall Erwin Rommel dalam perjalanan inspeksinya. Halftrack satu ini dilengkapi dengan senapan mesin MG 34 (Maschinengewehr 34) yang didudukkan di atas tripod AA (Anti-Aircraft) yang berfungsi sebagai penangkal serangan udara lawan. Kendaraan ini juga terlihat menarik sesuatu yang kemungkinan besar merupakan senjata artileri sejenis Flak 88 yang bisa menjadi multi-fungsi menjadi meriam anti-tank bilamana diperlukan


Di pagi tanggal 23 Agustus 1942 sebuah batalyon dari Panzer-Regiment 2 / 1.Panzer-Division yang dibantu oleh satu kompi Panzergrenadier bergerak maju dari sungai Don menuju Volga dengan tujuan Stalingrad. Foto ini memperlihatkan sebuah halftrack Sd.Kfz.8 yang menyeberangi Don menggunakan jembatan ponton

Schwerer Panzerspähwagen 8-Rad (Sd.Kfz.232)


Schwerer Panzerspähwagen 8-Rad memasuki tahap pengembangan dari tahun 1934, lima tahun sebelum invasi Jerman ke Polandia. Dua kendaraan eksperimen dibuat pada saat itu: Versuchskraftfahrzeug 623 dan 624. Pada tahun 1937 namanya dirubah menjadi Sd.Kfz.233 dan Sd.Kfz.234, untuk kemudian berganti lagi di tahun 1939 menjadi Sd.Kfz.231 dan Sd.Kfz.232. Total 607 buah Sd.Kfz.231 dan 232 dibuat antara tahun 1936 dan 1943; 231 berhenti diproduksi pertengahan tahun 1942, sementara 232 bulan September 1943, yang memberi jalan pada produksi massal keluarga Sd.Kfz.234 yang lebih baru dan merupakan hasil improvisasi versi sebelumnya. Perbedaan utama dari kedua versi tersebut (231 dan 232) adalah frame antena besar yang dipasang di Sd.Kfz.232. 231 dan 232 ikut ambil bagian di setiap front Jerman dalam Perang Dunia II. Dalam foto di atas tampak sebuah Sd.Kfz.231 sedang memimpin konvoy di padang pasir Afrika Utara

Halftrack SdKfz 251 (Sonderkraftfahrzeug 251)


Sekelompok halftrack Sd.Kfz.251 dalam sebuah parade di tahun 1939. Setidaknya 12 sampai 15 orang prajurit bisa dijejalkan dalam sedikit ruangan yang tersisa di ranpur satu ini untuk kemudian dibawa ke front depan dimana mereka akan keluar dan bertempur melawan musuh. Selama enam tahun Perang Dunia II, kendaraan Sd.Kfz.251 banyak mengalami modifikasi demi menyempurnakan fungsinya


Prajurit-prajurit Schnelltruppen (Pasukan Cepat) berhamburan keluar dari Hanomag Mittlere Schutzenpanzerwagen Ausf.D SdKfz 251/10 (latar belakang) dan halftrack SdKfz 251/1 (depan) untuk menyerbu sebuah desa Rusia yang terbakar di hari-hari pertama Unternehmen Barbarossa tanggal 26 Juni 1941. Ranpur SdKfz 251/1, dengan tiga buah senapan mesin MG 34 yang disandangnya, merupakan alat angkut lapis baja standar bagi pasukan infanteri dalam mengikuti cepatnya pasukan Panzer saat bergerak. Anggota Schnelltruppen (nantinya dinamai ulang menjadi Panzergrenadier tahun 1943) dilatih untuk bertempur di dalam kendaraan perang mereka atau setelah keluar darinya. Ranpur SdKfz 251/10 dipersenjatai dengan meriam PaK 36 37mm sebagai sarana anti-tank dan juga artileri ringan pendukung infanteri. Setiap Zug (peleton) Schnelltruppen dilengkapi dengan tiga SdKfz 251/1 dan satu SdKfz 251/10. Setiap SdKfz 251/1 dapat membawa serta 10 prajurit ditambah dengan dua supir/navigator. Saat pertempuran sedang berlangsung, maka kendaraan ini akan disimpan di belakang sebagai cadangan mobil. Saat mencapai sasaran, maka komandannya akan berteriak "Abspringen!" (mampret!) dan ke-10 prajuritnya akan mengambil dua MG 34 untuk membentuk Schützenkette (garis tembak) dengan senapan mesin di tengah dan pemimpin skuadnya mengarahkan di paling pinggir. 16.000 buah Hanomag SdKfz 251 diproduksi antara tahun 1939-1945 dan banyak dari kendaraan ini yang difungsikan secara berbeda seperti sebagai sarana anti serangan udara, peluncur roket atau lampu pijar. Meskipun hal ini menunjukkan dengan jelas bahwa SdKfz 251 adalah sebuah kendaraan perang yang multi-fungsi, tapi dia juga secara tidak langsung mengalihkan fungsi utamanya sebagai kendaraan pengangkut pasukan. Hanya 1/3 Panzergrenadier yang menggunakan SdKfz 251 sebagai sarana saat bergerak, sementara sisanya menggunakan segala kendaraan yang ada, dari mulai truk, mobil ringan sampai ambulans!


Sebuah Sd.Kfz.251/17 mittlere Schützenpanzerwagen (2 cm) Flak 38 Ausf.C dengan plat nomor "WL 174405" dari Panzer-Division "Hermann Göring" di medan perang Front Timur awal tahun 1942. Kendaraan beroda rantai satu ini berfungsi sebagai senjata anti pesawat portabel yang dilengkapi dengan meriam 20mm Flak 38. Foto oleh Kriegsberichter Nowak (Einsatz Komp. Lw zbV)


Seorang prajurit Wehrmacht dari Panzergrenadier-Division "Großdeutschland" membiarkan seekor kucing bermain-main dengan sabuk peluru senapan mesin MG 34 di kompartemen sebuah Hanomag lapis baja Sd.Kfz.251 selama berlangsungnya pertempuran pertama Voronezh di dekat Voronezh (Rusia) tanggal 16 Juli 1942


Halftrack Schützenpanzerwagen Sd.Kfz.251/1 dalam gerak maju ke Stalingrad, musim panas 1942. Setiap Gruppe (skuad) Panzergrenadier diangkut dalam satu halftrack. Pada saat ini tiap divisi panzer dilengkapi dengan satu resimen Panzergrenadier yang terdiri dari dua batalyon - dengan hanya satu di antaranya yang dilengkapi dengan ranpur pengangkut pasukan (halftrack), sementara batalyon satu lagi kelalang-keliling menggunakan truk cross-country ringan seperti Krupp-Protze. Sd.Kfz.251/1 sendiri dilengkapi dengan dudukan senapan mesin MG 34 7.92mm di bagian depan. Dudukan satu lagi, yang tidak dilengkapi dengan perisai, terletak di bagian belakang yang mudah dibongkar-pasang saat pasukan keluar-masuk. Dudukan semacam ini dapat kita lihat dalam foto di atas, terdapat di halftrack tengah. Gruppe yang "nebeng" tidak memasang senapan mesin di dudukannya karena mungkin akan segera tiba di tempat tujuan atau dianggap lokasinya tidak berbahaya


Halftrack Schützenpanzerwagen Sd.Kfz.251/1 dari Panzergruppe Kleist dalam gerak maju ke Stalingrad, musim panas 1942. Kendaraan-kendaraan ini kemungkinan besar berasal dari 1. Panzer-Division yang berada di bawah Panzergruppe pimpinan Generalfeldmarschall Ewald von Kleist tersebut. Huruf "K" berwarna putih di bagian belakang kanan menandakan bahwa dia berada di bawah Panzergruppe Kleist, sementara di bagian kirinya adalah marking taktis dari kompi Panzergrenadier. Sebelum gerak maju ke Stalingrad dimulai, Hitler meyakinkan Kleist bahwa Panzergruppen-nya akan diberi prioritas utama dalam mendapatkan suplai minyak bahan bakar dari Kaukasus. Pada kenyataannya gerak maju Kleist banyak terhambat oleh lambatnya pasokan suplai pada unit bermotornya


Foto yang diambil di bulan Agustus 1944 selama berlangsungnya pertempuran di timur Warsawa ini memperlihatkan sebuah Panzerkampfwagen V Panther Ausf.A dari 8.Kompanie / II.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 5 / 5.SS-Panzer-Division “Wiking” dan sebuah kendaraan halftrack Sd.Kfz.251/3 Ausf.D dari III.Bataillon / SS-Panzergrenadier-Regiment 9 “Germania” / 5.SS-Panzer-Division "Wiking". Komandan 8. Kompanie, SS-Obersturmführer Karl Nicolussi-Leck, terlihat berdiri nomor dua dari kiri. Antara tanggal 18-22 Agustus 1944, IV. SS-Panzerkorps (yang terdiri dari Divisi SS Wiking dan Divisi SS Totenkopf) berhasil menghancurkan 98 tank Soviet dalam pertempuran sengit di sekitar Warsawa. Perhatikan pelk cadangan yang digantung di depan Sd.Kfz.251/3!


Prajurit Waffen-SS beraksi dengan latar belakang dua buah Sd.Kfz.251. Kemungkinan besar mereka berasal dari unit SS-Panzergrenadier. "Kecintaan pada tanah air, kesetiaan pada rakyat, dan determinasi tak tergoyahkan untuk membela kemerdekaan keduanya - hal-hal inilah yang membuat mereka layak menjadi contoh bagi generasi selanjutnya, bahkan meskipun saat ini hak tersebut tidak mereka dapatkan"


Dua orang prajurit dari Panzergrenadier-Division "Großdeutschland" ini mempersenjatai diri dengan Panzerfaust 30 serta Stielhandgranate untuk mengantisipasi serangan tank-tank Rusia ke wilayah jembatan Klaipėda di Memel (Lithuania) yang mereka pertahankan, Oktober 1944. Di latar belakang kita bisa melihat bagian "pantat" dari sebuah Schützenpanzerwagen Sd.Kfz.251/9 Ausf.D (7,5 cm Kanone 37 L/24). Foto hasil karya Kriegsberichter Otto ini pertama kali dipublikasikan tanggal 30 Oktober 1944


SS-Sturmbannführer Léon Degrelle (Kommandeur SS-Freiwilligen-Brigade "Wallonie") memberi salam hormat pada barisan sukarelawan Wallonie di atas sebuah Sd.Kfz.251 bersama dengan anaknya dalam acara parade "Kembalinya ke Kampung Halaman" Sturmbrigade Wallonien dari pengepungan Kantong Cherkassy yang digelar pada tanggal 1 April 1944 di Brussels, Belgia. Para anggota SS-Freiwilligen-Brigade "Wallonie" tersebut melintasi kota dari selatan ke utara, sementara foto ini sendiri diambil di depan "Bourse" (bangunan bursa saham Belgia). Degrelle mengenang: "Aku menyambut parade Légion Wallonie di depan bursa saham di salah satu kendaraan kami. Aku luar biasa gembira dan merasa bangga yang tak terperikan saat kendaraan lapis baja dan kendaraan perang lainnya melintasiku dengan suara yang bergemuruh. Kendaraan-kendaraan ini sebenarnya merupakan pinjaman dari Sepp Dietrich, tapi mereka dipenuhi oleh prajurit-prajurit Belgia kami. Aku menyambut setiap kendaraan yang melintas dengan tangan kananku yang terangkat ke atas, helm baja menutupi kepalaku dan medali Ritterkreuz yang kudapatkan langsung dari Hitler terpasang di leherku. Tangan yang satunya memegang tangan anakku yang diperbolehkan untuk naik ke atas kendaraan dan berdiri bersamaku. Diperkirakan sekitar seratus ribu orang menyambut kedatangan kami dengan gegap gempita sambil melemparkan buket bunga yang menggunung."




SS-Obersturmbannführer Paul Kümmel (13 April 1911 - 27 Desember 1982) adalah Kommandeur I.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 5 "Wiking" yang tidak mendapat satupun medali perang bergengsi Wehrmacht, meskipun dia notabene menjadi komandan salah satu unit yang paling sering terjun ke dalam kancah pertempuran! Dia bukanlah peraih Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes, Deutsches Kreuz in Gold/Silber, bahkan Ehrenblattspange des Heeres und Waffen-SS!

Sd.Kfz.231 (Sonderkraftfahrzeug 231)


Dengan menggunakan sasis truk taktis 6-roda sebagai dasarnya, Wa Prüf 6 - Panzer- und Motorisierungsabteilung (Kantor Desain Otomotif Waffenamt) bergerak untuk mulai membangun kendaraan pengintai lapis baja yang dibutuhkan oleh Reichswehr (Angkatan Bersenjata Jerman sebelum Wehrmacht). Hasilnya adalah "keluarga" kendaraan pengintai berat Sd.Kfz.231, Sd.Kfz.232, dan Sd.Kfz.263. Kendaraan produksi pertengahan - seperti halnya Sd.Kfz.231 di atas - dilengkapi dengan senapan mesin yang dipasang di sebelah kanan kanon utama. Kendaraan ini juga mempunyai rol penggulung kecil di bagian depan bawah sebagai pencegah manakala dia tersangkut tak bisa bergerak ketika masuk ke parit - sama fungsinya seperti penggulung di M3A1 milik Amerika Serikat. Di bagian tengah bawah juga dipasang alat rol yang sama untuk mencegah tersangkut di puncak tanjakan saat menempuh jalur off-road


Anak-anak diberi kesempatan untuk ikut merasakan bagaimana rasanya naik mesin perang Jerman - termasuk sepasang Sd.Kfz.231 - saat sedang berparade melintasi podium kehormatan. Rangka berbentuk bendera di bagian spatbor kendaraan yang berada di depan berguna sebagai dudukan panji warna. Panji warna semacam ini biasanya dipakai saat berlangsungnya latihan perang-perangan


Dalam sebuah upacara yang dilaksanakan pada pagi hari, seorang perwira komandan bersiap-siap untuk menganugerahkan medali pada anakbuahnya. Di latar belakang terparkir sebuah kendaraan lapis baja Sd.Kfz. 231. Kendaraan ini dipersenjatai oleh sebuah kanon KwK 30 20cm. Dia juga mampu membawa radio tambahan serta sebuah antena besar untuk keperluan sandi


Belum sampai terperosok, tapi jelas-jelas memperlihatkan betapa perlunya penggerak untuk semua roda yang kurang dimiliki oleh kendaraan dari jenis ini! Sd.Kfz.231 milik 2. Panzer-Division di atas berhenti untuk beristirahat di dekat sebuah ranpur empat roda yang dilengkapi dengan antena radio. Foto diambil di Prancis pada tahun 1940. Model spatbor-nya memperlihatkan bahwa kendaraan ini memasang sasis keluaran Bussing-NAG, sementara di kisi-kisi depannya dipasang tambahan beberapa buah tabung asap

Sd.Kfz.231 8-Rad 


Seri Sd.Kfz.231 mempunyai awak 4 orang, kecepatan sampai 85km/jam, serta setir unik di depan dan belakang yang memampukannya jalan maju dan atret (mundur) dengan kecepatan yang sama! Kubah yang dapat diputar penuh dilengkapi dengan senapan mesin MG 34 7,92mm serta meriam kecil 20mm. Pada awalnya, sebuah KwK30 ikut dipasang juga, tapi kemudian digantikan oleh KwK38 bulan Juli 1942. Hal ini menambah rate tembakannya dari 280 peluru menjadi 450 peluru/menit, yang dapat dipakai membabat pasukan infanteri lawan sampai jarak 1200 meter dan juga kendaraan tempur sampai jarak 600-1000 meter. Foto yang diambil di Afrika Utara ini memperlihatkan lima orang prajurit Afrikakorps sedang melihat-melihat salah satu panel mesin samping dari sebuah Schwerer Panzerspähwagen 8-Rad yang dicat warna tropis. Ranpur di atas kelihatannya kotor sekali, dimana debu dan lumpur bertebaran di badannya. Pintu kompartemen tempur di sebelah kanan terhalang oleh kotak sepatu yang dilas di ujung fendernya


Sebuah kendaraan pelopor lapis baja Sd.Kfz.231 bersenjatakan kanon terhenti di depan sebuah barikade yang dibuat secara terburu-buru oleh pasukan Soviet di salah satu jalan sempit yang mengarah ke bagian dalam kota Stalingrad, akhir Oktober 1942. Ranpur satu ini mendapat sentuhan cat dasar abu-abu gelap yang dilapisi oleh pola kamuflase kuning tua di sekujur tubuhnya. Kendaraan semacam ini biasa diberikan kepada batalyon pelopor atau divisi panzer dan infanteri bermotor


Sampai dengan bulan Februari 1943, delapan roda Panzerspähwagen dilengkapi dengan ban dalam anti peluru yang dapat menutup sendiri. Setiap roda mempunyai as mandiri lengkap dengan per daun serta suspensi karet sehingga memampukan kendaraan untuk menahan beban sampai 8,3 ton. Sd.Kfz.231 didesain untuk mampu menangkal peluru dibawah kaliber 8mm sampai jarak 30m, sementara mesin di bagian samping dan belakangnya dilindungi lapisan baja sampai setebal 10mm (bagian depan, samping dan belakang lainnya berketebalan 8mm, sementara atap dan dek belakang 5mm). Disini kita melihat kendaraan Schwerer Panzerspähwagen produksi akhir, dimana lampu penanda beloknya telah dipindahkan ke bagian fender dan rel pelindungnya ditiadakan. Sd.Kfz.231 di atas dilengkapi dengan penangkal asap yang mulai ditambahkan dari sejak awal tahun 1942. Perhatikan kasa pelindung yang menutupi lampu depannya! Sd.Kfz.233 yang lebih berat mengikuti di belakang


Karakteristik produksi akhir lainnya adalah ketiadaan pelindung cipratan peluru di atas visor (klep kaca depan). Pelindung semacam ini sudah mulai dihilangkan dari tahun 1939, ketika visor yang lebih sederhana mulai diperkenalkan. Bemper pipa di bagian depan mulai diperkenalkan bulan Juli 1942. Kendaraan satu ini juga tidak mempunyai rel pelindung samping yang kini posisinya ditempati oleh penanda belok (modifikasi 1942 lainnya). Di bagian kiri kubah terdapat dudukan antena (meskipun antenanya nggak ada!), dimana radio turet mulai diperkenalkan tahun 1941. Radio jenis ini hanya khusus antar anggota unit, karena daya pancarnya terbatas cuma sampai 1km. Melihat dari schirmmütze yang dikenakan oleh orang yang nyengir kuya, maka kita bisa mengetahui bahwa Schwerer Panzerspähwagen adalah milik Heer dan bukan SS

0 Response to "Kendaraan Tempur Dan Halftrack NAZI"

Posting Komentar