"Menciptakan organisasi teroris dunia yang menebarkan ketakutan, tak bisa dipisahkan dengan Amerika Serikat. Hampir setiap kurun waktu akan lahir sebuah kelompok teroris kaliber dunia, yang dilahirkan oleh Central Intelligence Agency (CIA/lembaga kontra intelijen internasioal milik AS). Tujuannya untuk menciptakan Islam sebagai musuh baru pasca berakhirnya era komunisme yang ditandai keruntuhan Uni Soviet. Tak heran bila kelompok teroris yang dibidani, hampir selalu berbendera Islam. Setelah Al-Qaeda ditumpas, kini Islamic State of Iraq and al-Syam (ISIS), yang dijadikan simbol Islam radikal sebagai musuh bersama".
Menciptakan organisasi teroris dunia yang menebarkan ketakutan, tak bisa dipisahkan dengan Amerika Serikat. Hampir setiap kurun waktu akan lahir sebuah kelompok teroris kaliber dunia, yang dilahirkan oleh Central Intelligence Agency (CIA/lembaga kontra intelijen internasioal milik AS). Tujuannya untuk menciptakan Islam sebagai musuh baru pasca berakhirnya era komunisme yang ditandai keruntuhan Uni Soviet. Tak heran bila kelompok teroris yang dibidani, hampir selalu berbendera Islam. Setelah Al-Qaeda ditumpas, kini Islamic State of Iraq and al-Syam (ISIS), yang dijadikan simbol Islam radikal sebagai musuh bersama.
SEJAK awal tahun 2014 lalu, dunia dikejutkan oleh sepak terjang kelompok yang menamakan diri sebagai pasukan Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS). Pasukan yang tampil dalam kostum hitam-hitam dengan wajah tertutup itu menebarkan wabah ketakutan di daratan Irak dan Suria. Tidak hanya menerapkan hukuman mati massal terhadap tawanan perang saat menyerbu beberapa wilayah di Irak dan Suria. Namun, mereka juga menebarkan maut di jalanan umum dengan menembaki warga sipil secara membabi buta. Kekejaman itu dengan bangganya diunggah di situs youtube, untuk menunjukkan arogansi dan kekuatan mereka.
Pada awalnya, perilaku pasukan ISIS itu dinilai masyarakat dunia sebagai ambisi politik pimpinannya, Abu Bakr al-Baghdadi yang ingin mendirikan Daulah Islamiah di wilayah Irak dan Syam, yang merupakan istilah bahasa Arab klasik untuk Damaskus dan wilayah daratan sekitarnya. Dari waktu ke waktu, nama itu merujuk ke daerah antara Laut Tengah dan Sungai Eufrat, di selatan Pegunungan Taurus dan di utara gurun Arab. Dengan kata al-Sham, maka wilayah yang diincar ISIS tidak hanya mencakup Suriah saja. Namun, melebar pada wilayah Israel, Yordania, Lebanon, dan Palestina, dan bahkan bagian tenggara Turki. Daerah ini disebut sebagai Levant oleh pakar geografi Barat.
Saat kekejaman dan sikap radikal pasukan ISIS membawa korban jiwa ribuan, yang mayoritas juga muslim. Pengusiran massal suku Yazid, suku asli bangsa Suria, dari tanah kelahirannya. Demikian pula melakukan perampasan dan perampokan harta warga sipil, maka mulailah berdatangan kecaman dari para ulama muslim di seluruh dunia. ISIS dituding sebagai kelompok radikal berbendera Islam, tapi perilakunya jauh dari firman Allah dalam Al-Quran dan perilaku islami yang dicontohkan Rasulullah Muhammad SAW dalam ribuan hadits.
Kejengkelan dan kebencian para muslim dunia kian menggunung, setelah mantan pegawai badan intelijen Amerika Serikat, National Security Agency (NSA) yang juga mantan agen CIA, Edward Snowden, pembocor rahasia intelijen AS yang kini bermukim di Rusia mengungkapkan di beberapa media internasional, bahwa bahwa ISIS bukan murni organisasi militan Islam. Organisasi ini merupakan bentukan kerjasama dari badan intelijen Inggris (MI6), Amerika (CIA) dan Israel (Mossad).
Badan intelijen ketiga negara itu, menurut Snowden, secara khusus menciptakan sebuah organisasi teroris yang mampu menarik semua ekstremis dunia untuk bergabung di suatu tempat. Strategi itu populer dalam dunia intelijen dengan sebutan the hornet’s nest (sarang lebah). Penciptaan ISIS itu terdapat dalam dokumen NSA yang dimiliki. Implementasi strategi sarang lebah untuk melindungi entitas Zionis di dunia, dengan menciptakan slogan-slogan keagamaan dan Islam. Dengan strategi ini, kelompok-kelompok yang merupakan musuh Israel dan sekutunya lebih mudah terdeteksi. Tujuan lainnya, untuk merawat instabilitas di negara-negara Arab.
Menurut dokumen yang dirilis oleh Snowden, disebutkan, bahwa satu-satunya solusi melindungi negara Yahudi adalah menciptakan musuh di dekat perbatasannya. Dokumen yang dibocorkan itu mengungkapkan, bahwa pimpinan tertinggi ISIS yang juga seorang ulama, Abu Bakr al-Baghdadi sepeti dikutip Moroccantimes, telah dilatih secara militer dan intensif selama satu tahun oleh Mossad. Selain latihan militer dan pengorganisasiannya, dia juga dilatih dalam masalah teologi dan seni berbicara.
Sedangkan Global Research, sebuah lembaga peneliti independen dari Canada menyebutkan, bahwa seorang pakar dalam studi oriental berkebangsaan Rusia, Vyacheslav Matuzov, mengatakan pemimpin dari Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) Abu Bakr al-Baghdadi memiliki hubungan sangat dekat dan terus bekerja sama dengan CIA. Matuzov menyatakan, “All facts show that Al-Baghdadi is in contact with the CIA and during all the years that he was in prison (2004-2009) he has been collaborating with the CIA,” katanya di Suara Radio Rusia, Selasa, 8 Juli 2014.
Dia mengatakan bahwa AS tidak perlu menggunakan drone untuk mengamati ISIL atau ISIS, karena sudah memiliki akses ke para pemimpin kelompok tersebut. Matuzov meyakini sejak komandan teroris merupakan sekutu AS, maka Washington tidak akan memerangi mereka. Mereka adalah bagian dari rencana besar dari AS.
Dalam catatan Global Reserarch, pemimpin ISIL adalah Abu Bakr Al-Baghdadi yang pernah menjadi tahanan di pusat penahanan AS, Camp Bucca di Umm Qasr, kota pelabuhan di Irak selatan, Februari 2004 hingga awal Desember 2004. Pada tahun 2006 Baghdadi kembali aktif di kawasan Irak. Baghdadi selanjutnya mengumumkan diri sebagai khalifah dari negara Islam. Beberapa informasi menyebutkan, pejuang suku Kurdi menemukan bahan makanan kemasan buatan Israel di tempat persembunyian ISIL di Mosul dan kota Kirkuk.
Beberapa laporan pengamat militer juga menyebutkan, rumah sakit milik Israel banyak merawat militan ISIL yang terluka dalam pertempuran. Bahkan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu juga melakukan kunjungan ke rumah sakit lapangan yang didirikan oleh otoritas Israel di wilayah Suriah yang diduduki ISIL, untuk mengobati pemberontak yang luka akibat bertempur dengan pasukan Suriah.
Informasi lain yang memperkuat adanya kaitan antara kelompok ISIL (ISIS) dengan CIA, disampaikan oleh pejabat Yordania. Menurut dia, anggota ISIL telah dilatih disebuah markas rahasia di Yordania oleh instruktur dari Amerika Serikat. Pada minggu pertama bulan Juni 2014 mingguan Jerman Der Spiegel menulis, bahwa militer AS telah melatih pemberontak Suriah di Yordania.
Latihan di Yordania dilaporkan terutama pada penggunaan senjata anti-tank. Majalah Jerman itu melaporkan, sebelumnya sekitar 200 orang pemberontak telah menerima pelatihan selama tiga bulan. Harian Inggris Guardian juga melaporkan, AS pada bulan Maret 2014 membantu pelatihan militer kepada pemberontak Suriah di Yordania bersama dengan instruktur Inggris dan Perancis. Kantor berita Reuters melaporkan, juru bicara Departemen Pertahanan AS menolak berkomentar langsung pada laporan majalah Jerman itu. Kementerian luar negeri Prancis dan kementerian luar negeri dan pertahanan Inggris juga tidak mau berkomentar kepada Reuters.
PENGAKUAN HILLARY
Fakta lain yang mengungkap eksistensi ISIS sebagai organisasi teroris bentukan CIA yang dilatih Mossad dan MI6 terungkap dari pengakuan mantan Menlu AS Hillary Clinton. Mantan first lady AS itu mengakui, bahwa ISIS merupakan organisasi buatan AS guna memecah belah dan membuat Timur Tengah senantiasa bergolak.
Pernyataan Hillary tersebut selain disiarkan berbagai media massa barat juga dilansir harian Mesir, Elmihwar edisi Rabu 6 Agustus 2014. Pengakuan mengejutkan itu tercatat dalam buku yang ditulis Hillary dengan judul “Hard Choice”. Mantan Menlu di kabinet Obama masa jabatan pertama itu mengaku, pemerintah AS dan negara-negara barat sengaja membentuk organisasi ISIS demi memecah belah Timur Tengah (Timteng). Hillary mengatakan gerakan ISIS sepakat dibentuk dan diumumkan pada 5 Juni 2013.
“Kami telah mengunjungi 112 negara sedunia. Lalu kami bersama rekan-rekan bersepakat mengakui sebuah Negara Islam (Islamic State/IS) saat pengumuman tersebut,” tulis Hillary.
Negara Islam tersebut, awalnya direncanakan didirikan di Sinai, Mesir, sesuai revolusi di beberapa negeri di Timteng seperti Libya dan Suriah. Namun, lanjutnya, semua berantakan saat meletus kudeta politik oleh militer di Mesir. “Kami memasuki perang Irak, Libya dan Suriah dan semua berjalan sangat baik. Namun tiba-tiba meletus revolusi 30 Juni-7 Agustus di Mesir, yang membuat segalanya berubah dalam tempo 72 jam,” ungkap istri mantan presiden AS ke-42, Bill Clinton, itu.
Akibat revolusi tersebut, tambahnya, semua rencana pembentukan Negara Islam berantakan tanpa bisa dihindari. “Kami berpikir untuk menggunakan kekuatan. Namun Mesir bukanlah Suriah atau Libya. Militer Mesir kuat. Bangsa Mesir tidak akan pernah meninggalkan militer. Jika kami gunakan kekuatan melawan Mesir, kami akan rugi. Tapi jika kami tinggalkan kamipun rugi,” lanjutnya.
Mesir, menurutnya, merupakan
jantung Arab. Jika AS dan Barat dapat menguasai Mesir, maka negara-negara di Timteng lainnya dapat mudah dikuasai dengan sempurna, meski terjadi perselisihan di antara mereka. Dengan demikian sumber-sumber minyak dan laut di kawasan tersebut dapat dikuasai penuh oleh AS. Tidak hanya melempar pengakuan mengejutkan mengenai ISIS sebagai bentukan Amerika dan negara-negara barat, Hillary juga mengaku sempat mengajukan rencana pelatihan relawan anti-Bashar Assad.
Dalam memoarnya Hillary mengakui, seputar pengajuan proposal pelatihan relawan bersenjata anti-Assad dibukanya dalam wawancara video dengan harian terkemuka Inggris, The Guardian. Dalam wawancara yang disiarkan secara streaming pada 4 Juli 2014 lalu, Hillary mengaku kecewa manakala sebuah proposal pelatihan 100 ribu relawan bersenjata anti-Assad yang diajukan Jendral Sir David Richards (perwira paling senior Angkatan Bersenjata Inggris) pada tahun 2012, ditolak PM David Cameron.
“Perdana Menteri melihat (pelatihan itu) terlalu berisiko,” kata Hillary kepada The Guardian. Dia mengaku, senyampang koleganya di Inggris itu mengajukan rencana proyek tersebut, di Washington dirinya melakukan hal serupa. Hasilnya sama saja. Presiden Barack Obama juga menolak proposal Hillary yang saat itu Menlu.
“Saya kurang tahu pasti, apa yang menjadi alasan khusus penolakan proposal di Inggris. Tetapi di AS ada perdebatan, karena saya berupaya menguji coba, melatih dan mempersenjatai warga Suriah (untuk menggulingkan Assad),” kata Hillary.
Wawancara tersebut tidak menjelaskan, apakah ditolaknya kedua proposal tersebut, ada proposal lain untuk pembentukan ISIS yang kemudian disetujui pemerintah AS.
Sebagaimana diketahui, dalam memoar terbarunya,’Hard Choices’, Hillary Clinton mengaku bahwa kelompok radikal bersenjata ISIS dibentuk dan dibuat negara-negara barat, terutama AS dan Inggris.
KONTROVERSI
Dari beberapa fakta diatas, menegaskan Baghdadi ditahan di Camp Bucca AS hanya 10 bulan, Februari-Desember 2004. Selanjutnya Baghdadi diketahui kembali aktif di kawasan Irak pada tahun 2006. Sepanjang 2005 tak ada yang mengetahui keberadaan Baghdadi. Hasil analisa para pengamat politik sebagaimana dilansir Reuters, menengarai sepanjang tahun 2005 itulah Baghdadi sedang menjalani pelatihan oleh Mossad di Yordania. Saat muncul dan aktif kembali pada 2006, Baghdadi terlihat bergabung dalam organisasi Mujahidin Shura Council (MSC). Baghdadi kemudian mengubah nama MSC menjadi Negara Islam Irak (ISI). Selanjutnya pada 16 Mei 2010 menjadi pimpinan tertinggi. Selama aktif di ISI diketahui Baghdadi ikut beroperasi sebagai organisasi militant Al-Qaeda di Irak (AQI-Irak).
Kiprah Baghdadi kemudian mulai bersinar setelah ISIS melebarkan sayap ke Suriah dan melakukan serangan bom bunuh diri di Mosul pada 15 Agustus 2011. ISIS dibawah kepemimpinan Baghdadi terus melakukan serangan bom bunuh diri di Irak. Selain itu, Baghdadi mengeluarkan pernyataan akan membalas kematian Osama bin Laden yang ditembak mati Pasukan Khusus AS Navy SEALs pada 2 Mei 2011 di Abbottabad, Pakistan.
Namun, pada 4 Oktober 2011 Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengumumkan masuknya nama Baghdadi sebagai teroris global. Dia diburuh dan kepalanya dihargai 10 juta dollar AS. Pengumuman ini yang sangat menarik perhatian, karena seperti dikatakan oleh pakar Rusia Matuzov, Baghdadi adalah agen binaan CIA yang dilatih Mossad. Apakah ini merupakan upaya pengamanan agen seperti yang biasanya dilakukan badan intelijen? Biasa disebut sebagai upaya desepsi pengamanan agen agar tidak terbaca oleh counter intelligence(Kontra Intelijen) lawan.
Kiprah al-Baghdadi kemudian semakin menjadi-jadi. Pembentukan ISIS (ISIL) pada 8 April 2013 kian membangun rasa percaya diri dan anak buahnya. Dikabarkan di daerah operasi Suriah, sebagian besar milisi asing bergabung ke ISIS. Baghdadi tidak perduli, siapapun yang dianggap bertentangan akan diserangnya. ISIS ini telah mendapatkan reputasi menerapkan aturan brutal di daerah yang dikendalikan. Semua diatur dengan hukum syariat Islam yang sangat keras. Mereka yang beragama selain Islam dipaksa masuk Islam atau membayar pajak. Sebaliknya bila menolak, maka kepalanya akan dipenggal dan ditancapkan di pagar makam umum atau tempat-tempat yang dapat dilihat oleh umum.
Konflik ISIS dengan pemerintahan negara-negara di Timur Tengah kian menjadi-jadi, setelah dia mengumumkan Negara Islam versi Baghdadi, dengan jabatannya sebagai Khalifah pada tanggal 29 Juni 2014. Baghdadi mendesak umat Islam di seluruh dunia untuk pindah dan bergabung dengannya.
Kini, Islamic State bentukan Baghdadi semakin kuat. Mempunyai ribuan pasukan bersenjata, memiliki peralatan perang hasil rampasan dari pasukan Irak di Mosul. Dengan idenya membentuk negara Islam yang menerapkan syariat Islam dengan keras, disatu pihak dia tidak disukai, sementara dilain pihak dia dipuja. Sebagai contoh, di Indonesia ada kelompok yang melakukan bai’at kepada Baghdadi tidak peduli apa yang dilakukannya dan dimanapun dia berada, yang penting kata mereka, ada tokoh yang menyuarakan negara Islam dan telah membuktikan keberhasilan langkah militernya untuk menguasai sebuah negara.
Jadi memang benar, ISIS bukanlah aliran agama yang berisi ajaran teologi dan ritual keagamaan. ISIS atau faham Islamic State Baghdadi adalah gerakan politik yang bisa mengancam kedaulatan dan konstitusi negara lain. ISIS termasuk dalam kategori gerakan transnasional politik agama. Itulah sebabnya organisasi ini dinilai sangat berbahaya apabila terbentuk dan kemudian membesar. Tujuannya apabila berkembang di Indonesia hanya satu, yaitu akan merebut dan mengubah dasar negara Pancasila dan UUD 1945.
Nah, kini yang menjadi pertanyaan, apakah memang ISIS dan Abu Bakr al-Baghdadi adalah bentukan tiga badan intelijen dari tiga negara? Memang bisa diakui, keberadaan ISIS yang kemudian berkembang menjadi IS (Islamic State) telah menimbulkan konflik kepelbagai pejuru. Baghdadi telah menabrak semua pihak yang bertikai, dan ada satu dimana dia tidak terlibat, yaitu dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Disinilah point penting, pada masa mendatang kita akan melihat apakah mereka justru merupakan bemper dari Israel?=TIM
REKAM JEJAK ISIS VERSI AL-JAZEERA
- 2003 Tahun cikal bakal terbentuknya ISIS. Diawali dengan jatuhnya Presiden Irak Saddam Hussein. Gerakan ISIS berawal dari gerakan Tauhid dan Jihad, sebuah kelompok teroris bentukan pemerintah Irak, setelah jatuhnya Saddam Hussein. Kelompok ini gencar menentang invasi
pimpinan Amerika Serikat.
- 2006 Pemimpin Tauhid versi Takfiri, Abu Musab al-Zarqawi dari Yordaniamenyatakan setia kepada Al Qaeda–yang diduga mendukung Saddam Hussein meski kemudian mengganti nama kelompok menjadi ISIS. Sejak itu ISIS mulai melancarkan serangan bom kepada pemerintah Irak dan AS. Metode serangan ini banyak ditentang oleh orang Irak, yang sebelumnya mendukung mereka. Pasalnya metode mereka dianggap telah melenceng dari perjuangan nasional dan malah memicu perang sektarian.
2006 Pemimpin ISIS, Zarqawi, yang dikenal piawai menembakkan senapan mesin dari pinggul, tewas dalam serangan tentara AS. Peristiwa itu membuat Irak dan AS kegirangan. Namun, sosok baru muncul menggantikannya. Abu Omar al-Baghdadi terpilih memimpin ISIS. Kendati demikian, banyak yang mengatakan Baghdadi tetaplah orang asing yang tak pantas memimpin ISIS.
- 2010 Di bawah pimpinan Baghdadi sampai terbunuh oleh pasukan AS dan Irak pada tahun 2010, ISIS terus menyerang sektarian dan AS. Kepemimpinannya digantikan Abu Bakr al-Baghdadi, yang bernama asli Ibrahim Awwad Ibrahim al-Badri. Dari sinilah, serangan ISIS naik ke level internasional.
- 2012 Abu Bakr al-Baghdadi dikenal sebagai komandan medan perang yang memiliki strategi sangat cerdas. ISIS semakin hebat di bawah pimpinannya. Hingga tahun 2012, Baghdadi mengalihkan perhatian untuk memperluas operasi ke Suriah. Di tahun ini pula, Baghdadi menyatakan penggabungan ISIS dengan Front Al Nusra, kelompok yang menyatakan diri sebagai satu satunya afiliasi Al-Qaeda di Suriah. Namun, permintaan ISIS itu ditolak. Al Nusra menganggap ISIS telah melenceng dari Al-Qaeda. Pemimpin Al Qaeda, Ayman al-Zawahiri mendesak ISIS untuk fokus pada Irak dan meninggalkan Suriah. Sejak saat itu, tanggal 17 April 2012, ISIS menyatakan tidak lagi menjadi bagian Al-Qaeda. Hubungan keduanya pun memburuk hingga seringkali terlibat konflik bersenjata.
- 2014 Pada Januari 2014, ISIS kembali mengalihkan perhatian ke Irak. Serangan ISIS semakin matang dan terorganisir. Sejak saat itu pula, sejumlah kota seperti Falujjah, Anbar, Ramadi, dan Mosul jatuh di bawah kendali kelompok ini. Dari keberhasilan ini, ISIS akhirnya mendeklarasikan berdirinya Negara Islam pada 29 Juni 2014. Dalam sebuah rekaman suara, kelompok ini juga menyatakan bahwa pemimpin mereka, Baghdadi akan menjadi pemimpin bagi umat muslim di seluruh dunia.
0 Response to "Pengakuan Hillary Clinton, ISIS Ciptaan Amerika – Israel"
Posting Komentar